Bitcoin Turun 12 Persen di Q1 2025, Kinerja Terburuk dalam Satu Dekade
Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, mencatat penurunan sebesar 11,7% pada kuartal pertama 2025, menandai kinerja kuartalan terburuknya dalam satu dekade terakhir.
Menurut laporan NYDIG Research, performa ini menempatkan kuartal pertama 2025 di peringkat ke-12 dari 15 kuartal pertama sebelumnya, dan menjadi yang paling lemah sejak 2015.

Penurunan harga ini terjadi meskipun ada akumulasi besar-besaran dari sejumlah perusahaan besar. Berdasarkan data CryptoQuant, total 91.781 BTC telah dibeli oleh berbagai entitas publik sepanjang Januari hingga Maret 2025.
Di antara para pembeli tersebut, Strategy, yang sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, mencatatkan pembelian terbesar, yakni 81.785 BTC senilai sekitar US$8 miliar. Dengan pembelian ini, Strategy kini menguasai 528.185 BTC yang bernilai sekitar US$45,64 miliar pada saat artikel ini ditulis.
Adapun, penerbit stablecoin Tether juga dilaporkan telah membeli 8.888 BTC, membuat total kepemilikannya meningkat menjadi 92.646 BTC, dengan nilai sekitar US$7,96 miliar.
Selain kedua perusahaan tersebut, entitas lain yang turut memperbesar eksposur terhadap Bitcoin antara lain firma modal ventura Metaplanet, penyedia teknologi kesehatan Semler Scientific, serta The Blockchain Group, pengembang solusi teknologi blockchain untuk berbagai sektor industri. Selama kuartal pertama, Metaplanet menambah 2.285 BTC ke portofolionya, Semler membeli 1.108 BTC, dan The Blockchain Group mengakumulasi 605 BTC.
Beberapa perusahaan lain juga telah menyatakan niat untuk membeli Bitcoin di kuartal berikutnya. Marathon Digital, perusahaan penambangan Bitcoin terbesar di AS, mengumumkan rencana penjualan saham senilai US$2 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk membeli BTC.
Sementara itu, ritel video game GameStop mengajukan penawaran obligasi konversi sebesar US$1,5 miliar demi mengadopsi strategi cadangan kas berbasis Bitcoin.
Baca juga: GameStop Anjlok 22% Susul Rencana Pembelian Bitcoin
Tekanan Pasar Masih Tinggi di Tengah Aksi Jual dan Ketidakpastian Global
Di balik tren akumulasi oleh perusahaan besar, penurunan harga ini memunculkan perdebatan di kalangan investor mengenai posisi siklus pasar saat ini. Beberapa analis menilai tekanan jual dipicu oleh ketidakpastian kebijakan ekonomi, terutama tarif perdagangan yang diperkenalkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Langkah tersebut telah menciptakan kekhawatiran akan potensi resesi global, memicu aksi jual besar-besaran di berbagai aset berisiko, termasuk kripto.
Aksi ambil untung pasca reli harga yang terjadi setelah pemilu juga ikut menekan pasar. Adapun menurut CryptoQuant, tekanan jual turut diperparah oleh aksi distribusi dari investor jangka panjang. Kelompok investor ini dilaporkan telah mengurangi kepemilikannya sebesar 178.000 BTC sepanjang kuartal pertama, yang menambah tekanan di tengah arus beli dari institusi.
Lebih lanjut, aliran keluar dari produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin juga memberikan dampak negatif. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, investor menarik dana setidaknya sebesar US$4,8 miliar dari produk spot ETF Bitcoin.

Meskipun kinerja kuartal pertama terlihat mengecewakan, sejarah menunjukkan bahwa penurunan awal tahun tidak selalu mencerminkan arah jangka panjang. Misalnya, pada kuartal pertama 2020, Bitcoin sempat turun 9,4% akibat ketakutan terhadap pandemi COVID-19. Namun, aset ini berhasil bangkit dan mencatat kenaikan lebih dari 300% pada akhir tahun tersebut.
Baca juga: Bitcoin Ambruk ke US$78.000 Gegara Ini!
Disclaimer: Konten pada artikel ini hanya merefleksikan opini penulis dan tidak mewakili platform ini dengan kapasitas apa pun. Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai referensi untuk membuat keputusan investasi.
Kamu mungkin juga menyukai
Analis tetap optimis terhadap rencana modal $84 miliar 'turbocharged' dari Strategy untuk membeli bitcoin
Meskipun ada volatilitas, analis tetap optimis terhadap MSTR karena skala kepemilikan bitcoinnya yang tak tertandingi (550.000+ BTC), instrumen penggalangan modal yang inovatif, dan daya tarik bagi investor institusi. Strategi mencatat kerugian bersih sebesar $4,2 miliar akibat kerugian bitcoin yang belum direalisasi di bawah aturan akuntansi nilai wajar FASB yang baru, yang sekarang memungkinkan keuntungan dari kenaikan harga bitcoin tercermin dalam pendapatan bersih.

Volume kripto Robinhood menurun pada bulan April, tetapi Mizuho tidak melihat alasan untuk khawatir
Robinhood melaporkan hasil pendapatan kuartal pertama pada hari Rabu, yang menunjukkan volume perdagangan kripto turun menjadi $46 miliar dari rekor tertinggi $70 miliar pada kuartal keempat 2024. Tim manajemen pialang tersebut mengatakan bahwa April menghasilkan sekitar $8 miliar, yang berada di bawah rata-rata bulanan $15 miliar dari Januari hingga Maret.

Harga XRP Hari Ini 2 Mei 2025: Analis Prediksi Penurunan Harga Hingga $1,55!

CEO Aptos Labs tentang bagaimana agen AI akan bekerja dengan aset tokenisasi
CEO Aptos Labs, Avery Ching, mengatakan bahwa agen AI suatu hari nanti dapat mengelola aset token seperti real estat dan saham secara onchain, membangun portofolio keuangan yang dipersonalisasi. Dia berpendapat bahwa infrastruktur blockchain dapat berfungsi sebagai fondasi untuk keuangan yang digerakkan oleh AI dan sebagai pertahanan terhadap misinformasi yang dihasilkan oleh AI.

Berita trending
LainnyaHarga kripto
Lainnya








