• Anggota Kongres AS usulkan ATM kripto hadir di gedung federal demi dorong edukasi teknologi keuangan.
  • Usulan ini menuai pro dan kontra, terutama karena meningkatnya kasus penipuan melalui mesin tersebut.

Langkah mengejutkan datang dari anggota Kongres Amerika Serikat asal Texas, Lance Gooden. Pada awal Mei 2025, ia resmi mengusulkan agar mesin ATM kripto bisa dipasang di gedung-gedung federal di seluruh AS.

Alasannya terdengar cukup berani: biar publik bisa lebih dekat dengan teknologi keuangan masa kini, khususnya aset digital. Gooden bilang, ini bukan sekadar fasilitas, tapi juga sinyal bahwa pemerintah mendukung inovasi keuangan berbasis blockchain.

JUST IN: CONGRESSMAN LANCE GOODEN PROPOSES PLACING BITCOIN ATMS IN FEDERAL BUILDINGS.

THE BILL AIMS TO BOOST CRYPTO VISIBILITY AND ACCESSIBILITY ACROSS THE U.S. WITH PLANS TO START IN HIGH-TRAFFIC LOCATIONS.

Source: @Cointelegraph pic.twitter.com/d3e5vu8jn9

— Mario Nawfal’s Roundtable (@RoundtableSpace) May 3, 2025

ATM Kripto Mau Masuk Gedung Pemerintah AS?

Namun demikian, usulan ini langsung memicu perdebatan. Beberapa orang menyambut baik, karena melihatnya sebagai cara untuk mendekatkan publik dengan ekosistem kripto.

Tapi di sisi lain, skeptisisme muncul karena maraknya kasus penipuan melalui ATM kripto . Misalnya saja di Arizona, pada 30 April lalu, pihak berwenang mengeluarkan peringatan soal modus penipuan yang makin pintar.

Para pelaku menyamar sebagai petugas pemerintah atau teknisi, lalu mengarahkan korban untuk menyetor uang tunai ke ATM kripto. Uangnya? Langsung masuk ke dompet digital si penipu. Akibatnya, warga Arizona rugi jutaan dolar.

Masih Layak Dipercaya Meski Banyak Masalah?

Lucunya, meskipun angka penipuan makin naik, ATM kripto justru terus bermunculan. Bahkan, beberapa di antaranya sudah hadir di pusat perbelanjaan, SPBU, sampai sudut-sudut kota kecil. Ada sesuatu yang bertentangan di sini: di satu sisi, pengawasan dari pemerintah makin ketat.

Di sisi lain, adopsinya juga makin luas. Coba bayangkan kalau kamu bisa ambil kripto sambil beli kopi di lobi gedung kementerian—kedengarannya seperti masa depan, kan?

Tapi tidak semua negara melihat ini sebagai ide bagus. Inggris, misalnya, baru saja menjatuhkan hukuman empat tahun penjara kepada Olumide Osunkoya karena mengoperasikan jaringan ATM kripto tanpa izin. Total 11 mesin, memproses lebih dari £2,5 juta, semuanya jalan antara 2021 hingga 2023 tanpa registrasi resmi.

Ini adalah kasus pertama di Inggris di mana pengadilan menghukum operator ATM kripto karena beroperasi di luar jalur legal. Jadi wajar kalau banyak pihak di AS juga khawatir kalau langkah Gooden justru membuka celah penyalahgunaan baru.

Lebih lanjut lagi, seperti yang telah kami laporkan , Senator Dick Durbin sudah menyiapkan Undang-Undang Pencegahan Penipuan ATM Kripto yang bertujuan menetapkan batas transaksi untuk mencegah penyalahgunaan.

Tapi, seperti biasa, selalu ada dua sisi. Para kritikus bilang undang-undang ini bisa menambah beban regulasi yang tidak perlu, tanpa benar-benar menghentikan penipu yang licik.

Padahal, berdasarkan laporan Maret 2025, jumlah ATM kripto sempat anjlok. Dalam sebulan saja, 971 mesin dinonaktifkan, dan totalnya turun menjadi sekitar 37.920 unit secara global—padahal sebelumnya hampir tembus 40 ribu pada Desember 2022. Penurunan ini dianggap sebagai sinyal bahwa pengawasan ketat mulai berdampak. Tapi, entah kenapa, minat orang terhadap kripto di mesin seperti itu tetap tinggi.

Gooden sendiri menyatakan bahwa ia tidak punya kepentingan pribadi dalam kripto maupun perusahaan ATM. Ia hanya ingin teknologi ini tidak selalu ditempatkan dalam posisi terpojok.

“Kita tidak bisa terus-menerus mencurigai semua hal baru,” katanya dalam sebuah wawancara. Menurutnya, justru di balik transparansi dan akses terbuka, akan muncul pemahaman yang lebih baik. Sekarang tinggal menunggu keputusan dari General Services Administration (GSA), apakah mereka akan mengizinkan usulan ini.